Indonesia Mesti Manfaatkan Kunjungan Presiden Prancis



Indonesia harus memanfaatkan kunjungan Presiden Prancis, Francois Hollande untuk meningkatkan hubungan bilateral, khususnya kerja sama di bidang ekonomi dan pertahanan. Sebab, selain Prancis merupakan negara yang berpengaruh di Uni Eropa, juga menjadi salah satu negara yang memiliki industri pertahanan dan kedirgantaraan terbesar di dunia.
Rencana kedatangan Presiden Holland ke Indonesia pada 29 Maret mendatang disampaikan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir di Jakarta, Kamis (23/3). “Ini merupakan kunjungan kenegaraan yang cukup historis karena terakhir kali Presiden Prancis ke Indonesia sekitar 30 tahun yang lalu,” kata Arrmanatha.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Eropa I Direktorat Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri, Dino R. Kusnadi mengatakan kunjungan Presiden Hollande akan meningkatkan hubungan bilateral serta memperkuat kemitraan strategis Indonesia- Prancis yang telah dideklarasikan pada Juni 2011.
“Terdapat dua tema besar dalam peningkatan kemitraan strategis kedua negara yaitu di bidang kerja sama maritim dan ekonomi kreatif,” kata Dino.
Teken MoU
Presiden Hollande akan didampingi oleh menteri pertahanan Prancis dan menteri urusan digital dan inovasi Prancis yang akan menandatangani sejumlah Nota Kesepakatan (MoU) di bidang pembangunan urban berkelanjutan, riset teknologi dan pendidikan tinggi, pertahanan, kelautan perikanan dan pariwisata.
“Di bidang pertahanan, kerja sama kedua negara mencakup peningkatan kapabilitas pasukan misi penjaga perdamaian,” jelas Dino. Selain itu, kedua negara akan berbagi pengalaman dalam upaya penanggulangan tindak terorisme.
Prancis diharapkan juga akan melakukan investasi di sektor ekonomi kreatif di bidang komunitas digital dan sinematografi. Presiden Hollande juga dijadwalkan untuk menghadiri sejumlah acara di luar kunjungan kenegaraan, seperti menghadiri peluncuran kerja sama ekonomi kreatif di Hotel Harris Vertu, Jakarta dan dialog kemaritiman Indonesia-Prancis di Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Sejauh ini kerja sama pertahanan Indonesia-Prancis telah berlangsung, di antaranya antara PT PAL dan perusahaan Prancis DCNS untuk mengeksplorasi kebutuhan kapal selam dan peningkatan kapabilitas pasukan misi penjaga perdamaian (lihat tabel).
Ahli hubungan internasional Universitas Padjadjaran Bandung, Teuku Rezasyah, mengatakan posisi Prancis sangat strategis di antara tiga sumbu dunia, yakni Amerika Serikat, Tiongkok, dan Uni Eropa. Prancis juga negara kedua terbesar di Uni Eropa “Jika hubungan Indonesia dengan Prancis baik akan mendapat dukungan dari Uni Eropa,” katanya.
Rezasyah menambahkan, hubungan Indonesia-Prancis sudah berlangsung lama sehingga tidak tidak menutup kemungkinan untuk meningkatkan kerja sama di bidang pertahanan.
“Prancis sangat ahli dalam bidang pertahanan, khususnya peralatan tempur militer, seperti radar sipil, radar militer dan peluru kendali,” jelasnya

Comments